SMS Fitnah Presiden


“Presiden Bisa Minta BIN Selidiki SMS Fitnah”
Senin, 30 Mei 2011, 14:21 WIB VIVAnews –
Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sangat
gusar dengan berbagai fitnah yang
menimpa dia dan partainya, sampai-
sampai pagi ini ia menyempatkan diri
mengklarifikasi secara langsung di hadapan publik soal fitnah dan
tudingan-tudingan itu. “Sampai Presiden bicara seperti itu, berarti ada kegusaran,” kata Pramono di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta,
Senin 30 Mei 2011. Menurutnya,
Presiden Yudhoyono sebetulnya bisa
minta bantuan Badan Intelijen Negara
(BIN) untuk menyelidiki berbagai
fitnah yang diarahkan kepadanya, sehingga ia sendiri tidak perlu ribut-
ribut mengemukakan kemarahannya
kepada masyarakat. “Presiden bisa minta BIN untuk menindaklanjutinya.
Tak perlu sampai
menyampaikan hal itu ke publik, ” ujar politisi senior PDIP itu. Sebelumnya,
Presiden Yudhoyono berbicara soal
fitnah-fitnah yang menimpa dirinya
selama lebih dari enam tahun menjadi
Presiden. “Ratusan fitnah telah datang kepada saya, dan saya memilih diam. Saya
biarkan, dan saya terus bekerja. Tapi
satu-dua kali, fitnah itu sungguh
sangat keterlaluan. Demi kebenaran
dan keadilan, saya perlu
menyampaikan. Saya berharap dengan TI yang kita miliki, seperti SMS,
twitter, website, BlackBerry, itu bisa
meningkatkan kehidupan berbangsa.
Bukan untuk menyebarkan fitnah. Itu
tidak bertanggung jawab, tidak
ksatria, dan pengecut. Fitnah itu 1.000 persen tidak mengandung
kebenaran,” kata Presiden Yudhoyono di Lanud Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur. Pramono menyatakan, terlepas dari
hal-hal sensitif dan berbau negatif
yang sebaiknya tidak disebarluaskan
melalui perangkat TI, berbagai sarana
jejaring sosial seperti twitter justru
dapat dimanfaatkan oleh pemerintah. “Dengan adanya twitter, pimpinan dan rakyat bisa sangat dekat, tak ada
jarak,” kata politisi yang juga memiliki akun twitter aktif itu. Apapun, ia sepakat apabila sosial
media seharusnya digunakan untuk
memberikan masukan yang baik
kepada pemerintah dan para
pemimpin negeri ini, bukannya untuk
menyebarkan berbagai fitnah yang tidak jelas asa-usulnya. Fitnah yang
dimaksud oleh Yudhoyono adalah
soal SMS ‘Nazaruddin’ yang beberapa hari ini beredar gencar melalui sms
dan BlackBerry Messanger. Dalam SMS tersebut, pengirim yang
mengaku-ngaku bernama
Nazaruddin mengancam untuk
membongkar berbagai aib petinggi
Partai Demokrat, termasuk
Yudhoyono, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, dan Andi Nurpati. Ia
juga berjanji untuk membalas dendam
dari Singapura, karena merasa telah
dijebak dan dikorbankan. Nazaruddin yang kini berada di
Singapura telah membantah mengirim
SMS itu. Bantahan Nazaruddin
dibenarkan oleh sejumlah pengurus
Demokrat. “Itu bukan dia yang bikin. Itu sudah dikonfirmasi kepada
Nazaruddin,” kata Ketua Fraksi Demokrat Jafar Hafsa