Tampilkan postingan dengan label JEPANG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JEPANG. Tampilkan semua postingan

10 Rahasia Sukses Orang Jepang


10 Rahasia Sukses Orang-Orang Jepang
 
Apa sajakah sikap-sikap orang Jepang yang bisa kita contoh biar bisa sukses kayak bangsa mereka ??
Berikut adalah 10 rahasia Sukses orang Jepang :

1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.

2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.

4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.

5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.

6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo . Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini

7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.

8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.

9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.

10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.

Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.

Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

http://tidakmenarik.wordpress.com
 

Kemandirian Orang Jepang

Oleh: Iwan Fauzi Erat sekali
hubungan antara bahasa
dan kebudayaan. Pertalian hubungan
keduanya tidak lebih ibarat ayam dan
telur. Sulit dicari mana yang lebih dulu
ada. Bahasa ada karena ia adalah
representasi langsung dari cerminan budaya, dan budaya muncul karena
ada guyub tutur yang secara eksklusif
bersikap mandiri dalam berartikulasi.
Jadi, adanya kebudayaan
dimungkinkan salah satunya oleh
karena bahasa. Sebaliknya, bahasa adalah bagian dari inventaris unsur-
unsur kebudayaan itu sendiri. Dengan
demikian bahasa juga berfungsi
sebagai jalur dan alat pembudayaan
masyarakat serta sebagai alat
pengembangan kebudayaan itu juga. Sebagai gambaran saja, bangsa yang
paling teguh memegang budayanya
adalah bangsa Jepang. Ikon budaya
yang paling menonjol bila anda
berkunjung ke negeri Sakura itu
adalah anda mau tidak mau harus bisa berbahasa Jepang, minimal untuk
percakapan sehari-hari. Jangan harap
bahasa Inggris anda laris pakai di
sana walaupun itu dianggap sebagai
bahasa penghubung antar bangsa.
Itulah sebabnya pemerintah Jepang sudah memfasilitasi orang asing yang
belajar bahasa Jepang dengan dua
jenis aksara yakni Hiragana dan
Katagana. Akan tetapi, satu macam
jenis aksara Jepang lain yang disebut
‘Kanji’ tidak semua orang asing diajari untuk bisa menguasainya. Dari cerminan budaya tersebut jelas
kalau pemertahanan kultur
masyarakat Jepang dipertahankan
lewat sikap berbahasa. Artinya, di satu
sisi orang Jepang terbuka kepada
orang asing untuk memahami budaya mereka dengan catatan harus
menguasai dahulu bahasa mereka,
dan di sisi lain orang Jepang
cenderung protektif dengan
kebudayaan mereka di mana orang
asing yang belajar bahasa Jepang tidak serta merta menguasai seluruh
aksara Jepang. Sikap kemandirian
dalam bahasa inilah yang menjadi
tameng bagi orang Jepang dalam
memper-tahankan budayanya dari
pengaruh asing. Sederhana saja sebenarnya kekukuhan budaya
orang Jepang, yaitu mereka tidak
ingin bahasanya dilecehkan oleh
orang asing. Dilecehkan dalam arti
bahasa mereka dipinggirkan (baca:
tidak dipakai) terutama dalam situasi tertentu. Kebanggaan orang Jepang
terhadap bahasanya tergambar jelas
dalam pertemuan-pertemuan yang
bersifat seremonial terutama yang
dihadiri oleh orang asing. Di dalam
acara resmi seperti itu, bahasa Jepang tetap menjadi bahasa utama dan
selanjutnya akan diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris untuk orang
non-Jepang. Jadi praktik bahasa
seperti ini adalah salah satu
kebanggaan sebuah guyub tutur dengan bahasanya di satu sisi dan
keteguhan sebuah kelompok secara
sosietal mempertahankan kulturnya di
sisi lain. Tulisan ini sebenarnya ingin
mengatakan kalau kebudayaan suatu
masyarakat bisa lestari hanya lewat
kemandirian sikap masyarakat itu
sendiri dalam berbahasa. Istilah
‘kemandirian sikap’ atau sikap yang mandiri sengaja dipakai oleh penulis
di sini sebagai representasi sebuah
keadaan guyup tutur yang konsisten
dan teguh dalam memakai bahasanya.
Hubungannya dengan pemertahanan
budaya adalah konsisten dalam menggunakan bahasa berarti teguh
mempertahankan budaya. Tidak
konsisten dalam berbahasa berarti
ada kemenduaan dalam berbudaya. Sikap kemandirian orang Jepang di
atas sepertinya kontras sekali dengan
kemenduaan orang Indonesia dalam
berbahasa. Para penutur bahasa
Indonesia masih menampakkan
kemenduaan antara perilaku dan ketidakmandirian sikap. Secara umum
orang Indonesia terkesan sangat
menggampangkan dan
menyepelekan penguasaan bahasa
Indonesia. Tidak heran kalau para
penuturnya tidak pernah merasa malu kalau mereka salah dalam berbahasa
Indonesia, karena memang tidak ada
sanksi sosial atau hukuman atas
kesalahan itu. Ironisnya, pada saat
yang sama orang Indonesia merasa
malu berbicara bahasa Inggris jika penguasaan bahasa Inggrisnya
lemah. Artinya perilaku berbahasa
seperti inilah yang nantinya membuat
entitas budaya bangsa menjadi tidak
mandiri di tengah budaya asing
sebab seorang penutur bahasa Indonesia lebih apresiatif dengan
bahasa asing daripada bahasanya
sendiri. Adalah bangsa yang
menjunjung tinggi bahasa
nasionalnya merupakan bangsa yang
berbudaya. Beruntunglah kita orang Indonesia
memiliki satu bahasa nasional yaitu
bahasa Indonesia, tidak seperti
bangsa Yogoslavia yang
menggunakan empat bahasa
sekaligus yakni Slovene, Macedonia, Albania, dan Hongar, yang keempat-
empatnya ditetapkan sebagai bahasa
kebangsaan. Sementara itu terdapat
pula beberapa bangsa yang memakai
satu bahasa tetapi bahasa itu sama
sekali bukan miliknya. Contohnya bangsa Senegal menggunakan
bahasa Perancis, Nigeria memakai
bahasa Inggris, dan Brazil berbahasa
Spanyol, untuk sekedar menyebut
beberapa. Namun bagi ketiga negara itu– Senegal, Nigeria, dan Brazil–kesamaan bahasa bukan berarti mencerminkan
kemiripan budaya. Orang Senegal
belum tentu berbudaya Perancis, atau
orang Nigeria dan Brazil tidak serta
merta mengadopsi budaya Inggris
dan Spanyol hanya karena mereka menganggap bahasa-bahasa itu
sebagai bahasa nasional mereka.
Sebaliknya bagi orang Perancis,
Inggris, dan Spanyol ada satu
kebanggaan tersendiri dalam diri
mereka karena bahasanya tidak saja dipakai di negaranya sendiri tetapi
juga di belahan bumi lain yang secara
geografis tak ada hubungan teritori
sama sekali dengan negara mereka.
Sebuah paradoks bagi bahasa
Indonesia di mana ia masih terseok- seok menarik minat dan perhatian
penuturnya (orang Indonesia) untuk
konsisten dan taat asas dalam
memakai bahasanya sendiri. Kalau
apresiasi orang Indonesia terhadap
bahasanya saja sudah lemah maka usaha untuk memoderenkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa kawasan
hanyalah impian belaka sebab hanya
orang Australia saja yang mungkin
bangga bisa berbahasa Indonesia
tetapi bukan orang Indonesianya sendiri. Garis Kebijakan Pemerintah sebagai penggaris
kebijakan yang memiliki wewenang
untuk mengatur perkembangan
bahasa di negeri ini, lewat sebuah
lembaga Pusat Bahasa, tetap
mengindahkan fungsi-fungsi pemakaian bahasa di tanah air:
bahasa Indonesia, bahasa daerah,
dan bahasa asing. Pengindahan ini
adalah sebagai wujud nyata sikap
kemandirian bangsa dalam
mengapresiasi bahasa-bahasa tersebut untuk menopang pilar
budaya bangsa itu sendiri. Dalam pandangan global, bahasa
asing tidak bisa tidak diperlukan
karena mengingat fungsinya sebagai
alat pembantu pengembangan
bahasa Indonesia menjadi sebuah
bahasa modern, selain sebagai alat perhubungan antarbangsa dan alat
pemanfaatan sains dan teknologi.
Sementara itu, bahasa daerah yang
difungsikan sebagai lambang
kebanggaan dan identitas daerah
harus mampu mengembangkan dan mendukung kebudayaan daerah
setempat selain sebagai alat
komunikasi di dalam lingkungan
keluarga. Selanjutnya keberadaan
bahasa daerah untuk mendukung
bahasa nasional memang difungsikan sebagai pemerkaya bahasa Indonesia
baik dari leksem istilah atau unsur
kosakatanya. Dengan adanya fungsi-
fungsi yang terpisah dan saling
mendukung itu, secara eksplisit telah
diarahkan kepada warga bangsa Indonesia kapan seharusnya bahasa
Indonesia digunakan, kapan pula
bahasa daerah dan bahasa asing
dituturkan. Mengingat bahasa merupakan salah
satu rohnya budaya, maka
kebudayaan daerah harus tetap
dipelihara lestari untuk merebut
kembali hati rakyat orang Indonesia
yang sudah mulai ‘terperangah’ dengan budaya asing. Antara lain
dengan memandirikan sikap apresiatif
berbahasa–baik bahasa daerah maupun bahasa nasional–sebagai penopang pilar pemertahan budaya
bangsa. Representasi langsung dari
kemandirian bahasa dalam
pemertahanan budaya ini dapat dilihat
langsung pada sikap urang Banjar
yang memegang teguh budayanya lewat bahasa. Anda kalau bertemu
dengan orang Banjar di luar kawasan,
katakan saja di Kaltim atau Kalteng,
mereka tidak dengan serta merta
mengabaikan bahasa Banjarnya tetapi
malah lawan bicaranya yang dirasuki roh kebanjarannya. Lebih-lebih lagi ini
dapat dilihat dari ketaatasasan sikap
orang Banjar mempertahankan inguh
(baca: dialek) Banjar Hulu atau Banjar
Kuala dalam tindak tuturnya. Yang
jelas, sikap kemandirian berbahasa seperti inilah yang mampu
mengkristalkan sebuah entitas dari
pernyataan keteguhan sikap budaya
yang mandiri. Adalah bukan sesuatu yang
berlebihan kiranya jika lewat bahasa
daerah yang beratus-ratus jumlahnya
di nusantara ini para penuturnya
menjadi penyangga kemandirian
bahasa nasional serta sebagai inventaris kebudayaan daerah. Ikon-
ikon daerah ini sekaligus menjadi
ornamen budaya bangsa dan bukan
hanya difungsikan sebagai aksesoris
seremonial budaya atau lambang
kebanggaan primordial. Ketika budaya dan bahasa dikultuskan
untuk menjunjung tinggi semangat
primordial maka penyangga
kemandirian budaya dan bahasa
nasional lambat laun akan menjadi
rapuh. Semoga hal ini tak akan pernah terjadi.
*) Artikel ini sudah dipublikasikan di
Harian Banjarmasin Post pada 19
Agustus 2003

Nuclear Crisis, Hundreds Evacuated Japanese Patients


Krisis Nuklir, Ratusan Pasien Jepang Dievakuasi
PLTN Fukushima (Reuters)


Fukushima Nuclear Reactor Leaks
Tokyo - Japan Ambulances and military buses and police were deployed to evacuate hundreds of patients from hospitals located near the Fukushima nuclear power plant.

Japanese Health Ministry official, Yasunori Wada said more than 800 patients are currently being transferred from several hospitals located within a radius of between 20 to 30 kilometers from the Fukushima nuclear power plant problems.

"The operation should be done with extreme caution as they move a lot of patients at the same time, including people who are terminally ill," said Wada told AFP news agency on Saturday (19/03/2011).

"This operation may be completed in one or two days," he added.

Nuclear emergencies that occurred at Fukushima nuclear power plant has caused global concern. Currently, the workers continue to cool the rods of nuclear fuel in order to prevent melting of the nucleus that will lead to nuclear disaster.

The Japanese government has ordered evacuation of all residents within a radius of 20 kilometers from the Fukushima nuclear power plant. And for those who were within 30 kilometers are reminded to not leave the house.

source by detikNews

Gempa Jepang Picu Harga Memori Melonjak






VIVAnews - Harga-harga chip memori yang paling banyak digunakan di industri teknologi seperti NAND flash dan DRAM mengalami kenaikan akibat gempa berkekuatan 9.0 SR diikuti tsunami dahsyat yang melanda Jepang.

Meski sejumlah perusahaan pemasok chip memori asal Jepang menyatakan bahwa pabrik-pabrik mereka umumnya tidak banyak terpengaruh oleh bencana dan mereka juga tidak berada di kawasan yang mengalami gangguan pasokan listrik, namun kenaikan harga tidak terbendung.

Menurut para produsen, kenaikan harga itu dipicu oleh pasar yang bereaksi berlebihan terhadap gempa yang terjadi. Sebagai informasi, tak lama berselang setelah bencana melanda, beredar isu bahwa terjadi kerusakan pada instansi milik pemasok material dan komponen asal Jepang yang sangat vital terhadap produksi chip.

“Pasar memori bereaksi sangat kuat karena Jepang memasok hingga 40 persen kebutuhan chip flash memori dunia,” kata Jim Handy, pengamat pasar dari firma Objective Analysis, seperti dikutip dari Computer World, 24 Maret 2011.

Memori flash berbasis NAND, yang merupakan chip memori yang digunakan di iPad, iPhone, dan perangkat mobile lainnya telah mengalami kenaikan hingga 20 persen saat produsen hardware berupaya mengetahui apakah pemasok chip untuk mereka mengalami kerusakan atau tidak.

Namun demikian, meski terjadi kenaikan harga, para produsen tidak berminat untuk menahan penjualan. Menurut DRAMeXchange, pengamat khusus pasar NAND, DRAM, dan chip memori lainnya, sebagian besar perusahaan produsen memori lebih memilih menjaga pasokan mereka daripada mengambil keuntungan sesaat.

Adapun harga-harga memori DRAM, jenis memori yang paling banyak digunakan di komputer, notebook, dan server mengalami kenaikan sebesar 7 persen. Menurut lembaga pengamat pasar iSuppli, kenaikan ini hanya sementara dan kemudian harga-harga kembali normal.

Meski pabrik-pabrik pembuat chip NAND dan DRAM tampak berhasil melewati bencana, beberapa pemasok material penting bagi produksi chip, seperti wafer silikon di mana chip dibuat, sempat terpaksa menghentikan produksinya.

detiknews

Chili Digoyang Gempa 8,8 SR, Berpotensi Tsunami

Santiago - Chili digoyang gempa 8,8 skala richter (SR). Gempa yang menggoyang gedung-gedung bertingkat dan menyebabkan mati lampu di ibukota Chili, Santiago, ini berpotensi tsunami.

Gempa 8,8 SR itu menurut U.S. Geological Survey (USGS) dekat Concepcion seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/2/2010).

Pacific Tsunami Warning Center langsung mengeluarkan peringatan tsunami di Chili dan Peru, juga Ekuador.

Gempa itu tepatnya berpusat di 90 km Timurlaut Concepcion, Chili dengan kedalaman 55 km. Skala gempa dilaporkan antara 8,3 SR dan 8,5 SR, sebelum kemudian ditegaskan USGS sebesar 8,8 SR.

Saat gempa, masyarakat panik dan berlarian ke jalan di Santiago, yang terletak 320 km dari pusat gempa. Mereka terlihat saling berpelukan dan menangis. Reuters merasakan getaran antara 10-30 detik.

Lembaga kedaruratan nasional mengatakan kepada radio setempat, pemerintah sedang menginventarisir kerusakan di sekitar Concepcion.

Chili pernah digoyang gempa paling besar di dunia pada tahun 1960. Saat itu gempa 9,5 SR di selatan Kota Valdivia menewaskan 1.655 orang dan mengakibatkan tsunami di lautan Pasifik, Hawaii, Jepang, hingga Filipina.
(nwk/gah)

dikutip dari detik.news

8.8 magnitude earthquake in Chile BMKG: Small Waves Hit Indonesia Only

Jakarta

An earthquake measuring 8.8 magnitude in Chile eventually cause tsunami waves. Eastern Indonesia also predicted the coming of the tsunami, but with a very small scale.



"Just a small wave, will not be seen by the people of Indonesia," said Head of Earthquake and Tsunami BMKG, Fauzi told AFP on Saturday (27/02/2010).


Fauzi asked the Indonesian people not to panic with the presence of these waves. Apart from a small, Fauzi sure not going to touch the mainland. Even the fishermen are going to sea would not be disturbed by the presence of these waves.


"My prediction arriving tomorrow morning, around 10:00 am (12:00 CDT)," he explained.


Even so, Fauzi added that little wave will last about 1 hour. The areas are likely to be affected by the wave are:


1. Jayapura

2. Cud

3. Manado

4. Eastern Halmahera

5. Manokwari


"It will probably get to the West (Indonesia)," he said.


source by detik.news

Gempa 8,8 SR


Kesulitan Kontak Chili, Kemlu Belum Tahu Korban WNI
 
 Kesulitan Kontak Chili, Kemlu Belum Tahu Korban WNI



"Saya tidak mau berandai-andai, tapi tampaknya ada kerusakan komunikasi di sana," kata Jurubicara Kemlu, Teuku Faizasyah, saat dihubungi detikcom per telepon, Minggu (28/2/2010).

Faizasyah memperkirakan, tidak terlalu banyak WNI yang berada di Chili. "Saya belum lihat data, tapi sepertinya puluhan, yang bekerja di KBRI saja," kata Faizasyah menambahkan pihaknya akan terus coba mengontak KBRI Chili.

Gempa di Chili berpusat di 90 km Timurlaut Concepcion dengan kedalaman 55 km. Skala gempa dilaporkan antara 8,3 SR dan 8,5 SR, sebelum kemudian ditegaskan USGS sebesar 8,8 SR. (lrn/lrn)

dikutip dari detik.news

Gempa 8,8 SR di Chili


Korban Tewas Tembus 300 Orang 




Korban Tewas Tembus 300 Orang
Jakarta - Korban tewas akibat gempa 8,8 SR yang mengguncang Chili terus bertambah secara signifikan. Dilaporkan lebih dari 300 orang tewas dalam Sabtu kelabu kemarin.

Demikian disampaikan Kantor Kedaruratan Nasional Chili, seperti dilansir Reuters, Minggu (28/2/2010).

Dilaporkan, bangunan terbakar, yang lain runtuh dan jembatan ambruk di pusat Chili. Namun demikian, kematian awal akibat gempa ini relatif rendah dibanding dengan gempa Haiti 7 SR bulan lalu.

Blok apartemen dengan 200 orang di dalamnya ambruk di Concepcion, kota besar terdekat ke pusat gempa. Para petugas penyelamat mengatakan mereka tidak yakin berapa banyak orang yang melarikan diri.

Dilaporkan juga, mobil terbalik jatuh berserakan di bawah jembatan layang di ibukota Santiago. Telepon dan kabel listrik jatuh di kota yang sesak, sehingga sulit untuk menilai sejauh mana kerusakan dan hilangnya nyawa.
(lrn/nrl)

dikutip dari detik.news

Tsunami Jepang 9.0 SR

Tsunami Setinggi 1,2 Meter Menghantam Jepang
Foto: Reuters

Tokyo - Gelombang tsunami setinggi 120 centimeter menghantam pantai Pasifik, wilayah Iwate, Jepang, sekitar pukul 13.46 WIB. Sebanyak 320 ribu penduduk Jepang dievakuasi ke tempat aman.

Demikian disampaikan Badan Meteorologi Jepang, seperti dilansir AFP, Minggu (28/2/2010).

Sebelumnya Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan akan adanya tsunami besar di daerah pesisir pantai Jepang yang bersentuhan langsung dengan Pasifik. Gelombang diperkirakan akan mencapai tinggi lebih dari 3 meter.

Akibat tsunami ini, Jepang mengevakuasi 320 ribu penduduknya yang berada di wilayah pantai sebelah timur yang bersentuhan dengan Samudera Pasifik, seperti wilayah Aomori, Iwate, dan Miyagi. Sementara itu, sebuah pelabuhan di utara Nemuro, Jepang, terkena banjir akibat tsunami.

"Dimohon jangan mendekati wilayah pantai mana pun," imbau Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, dalam pidato nasionalnya khusus menghadapi ancaman tsunami akibat gempa Chili.

Gelombang tsunami pertama tercatat setinggi 10 centimeter menyentil pulau kecil Minamitori yang berada 1,950 kilometer sebelah selatan Tokyo. Namun, ketinggian tersebut terus bertambah hingga mencapai 120 centimeter.

Badan Meteorologi Jepang memperingatkan bahwa ketinggian bisa gelombang dapat terus meningkat. Gelombang pertama mungkin tidak menjadi gelombang terbesar. Dan peringatan tsunami nampaknya akan berlaku untuk waktu yang lama.  

"Gelombang bisa saja menjangkau daratan, jadi untuk keselamatan Anda harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dari perkiraan tinggi gelombang tsunami," ujar petugas Badan Meteorologi Jepang, Yasuo Sekita, memperingatkan warga.
(nvc/nrl)

dikutip dari detik.news