Tampilkan postingan dengan label GAZA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label GAZA. Tampilkan semua postingan

Tabligh Akbar: Sosialisasi GAZA PROJECT


MAFAZA Moslem Event Organizer bekerjasama dengan Hilal Ahmar Society Yogya dan MPI (Mahasiswa Pecinta Islam) Yogyakarta mengadakan acara TABLIGH AKBAR Sosialisasi GAZA PROJECT (Rumah Sakit Indonesia & Unit Blood Bank serta Penggalangan dana untuk Gaza) di Masjid Mujahidin Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (Jl Colombo Karangmalang Yogyakarta).
Acara akan diadakan pada hari Ahad 24 April 2011, Jam 08.00-11.45 WIB bersama nara sumber:
  1. dr. Joserijal Jurnalis, Sp.OT (MER-C)
  2. Ust. Fahrurozi Abu Syamil (Pemerhati Dunia Islam)
  3. Angga Dimas Persada, S.Farm (Relawan Asia Caravan to Gaza)
Keynote Speaker: Bpk HM. Sukri Fadholi, SH (Tokoh Muslim & Mantan Wakil Walikota Yogya)
Moderator: HM. Fanni Rahman (Relawan Gaza Sahabat Al Aqsha) 
Mari sukseskan bersama, hadiri dan ajak seluruh saudara muslim yang lainnya dan jangan lupa, berikan infaq terbaik kita saat acara... 
Acara ini didukung penuh oleh MER-C dan Baitulmal Abdurrahman Bin Auf.
Contact Person: 083867149049, 081229880690, 0818265306



sumber : http://arrahmah.com/

Pesawat tanpa awak AS kembali buat ulah di Pakistan


WAZIRISTAN SELATAN (Arrahmah.com) -

Sebuah serangan rudal yang ditembakkan oleh pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat kembali menghantam wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan pada Rabu (13/4/2011). Serangan ini diklaim aparat kepolisian sebagai serangan pertama selama satu bulan, kutip AFP.
Pesawat tersebut menembakkan empat misil pada sebuah kendaraan di distrik Waziristan Selatan, yang disinyalir menjadi tempat persembunyian mujahidin Taliban dan kelompok-kelompok lain yang terkait dengan Al Qaeda.

"Serangan itu berasal dari pesawat AS. Empat rudal ditembakkan. Targetnya adalah sebuah kendaraan. Beberapa militan tewas dan ada enam korban tewas," kata seorang pejabat militer Pakistan kepada AFP.
Pejabat keamanan Pakistan lainnya mengkonfirmasi mengenai rincian serangan serupa di dekat kota kecil Angoor Adda di distrik Waziristan Selatan, sekitar enam kilometer (empat mil) dari perbatasan dengan Afghanistan.

Serangan rudal itu merupakan yang pertama kalinya sejak 17 Maret lalu, ketika para pemimpin sipil dan militer Pakistan mengecam keras serangan pesawat AS yang menewaskan 39 orang, termasuk warga sipil dan aparat polisi, di Waziristan Utara.

Serangan pesawat tanpa awak ini semakin menambah sentimen anti-AS di kalangan rakyat Pakistan. Ditambah lagi dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh kontraktor CIA dan terakhir Gedung Putih yang telah mengkritik upaya Pakistan dalam mengalahkan Taliban di daerah persukuan di perbatasan Afghanistan.

sumber : (althaf/arrahmah.com)

Konsep toleransi agama Hanung dalam film “?” salah kaprah

JAKARTA (Arrahmah.com) - Film "?" (baca: Tanda Tanya) garapan sutrada Hanung Bramantyo berisi dinilai sebagai bukti jika paham "sesat" telah masuk ke dunia perfilman. Hal itu juga bukti jika worldview Barat yang mulai mendominasi kehidupan masyarakat, termasuk dalam cerita-cerita film.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Dr Hamid Fahmy Zarkasyi.
“Itu efek dari postmodernisme yang mengakibatkan Pluralisme Agama. Pluralisme menjadikan orang berpandangan bahwa kebenaran agama itu relatif, tidak mutlak,” katanya kepada hidayatullah.com, Jumat (8/4/2011).
Tidak hanya dalam film, menurut Hamid, Pluralisme kini juga telah masuk ke ranah politik, budaya, ekonomi dan ranah lainnya. 
Menurutnya hal itu terjadi karena lemahnya pemahaman akan worldview Islam yang dimiliki masyarakat. Dan, seiring dengan itu,  gempuran worldview Barat begitu dahsyat masuk.
“Ketika worldview Islam kering maka worldview Barat yang akan masuk,” paparnya. Karena itu,  wajar jika banyak film yang berlabel Islam tapi hakikatnya tidak islami.
Karena itu, ia berpesan, untuk memahami Islam jangan saja pada aspek ritualitas semata. Lebih dari itu, memahami Islam harus dalam setiap konteks kehidupan, demikian ujar pria yang juga Direktur Program Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam (ISID), Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur ini.
Apa yang terjadi dalam film garapan Hanung, tambah Hamid,  karena terjadinya salah memahami konsep toleransi dalam kebenaran. "Islam memang bagus dan toleran, tapi bukan dalam bentuk toleransi kebenaran agama yang dicontohkan film tersebut."
Sebelum ini, Dr Adian Husaini juga sempat mengatakan, film garapan sutradara Hanung ini sarat dengan kampanye Pluralisme Agama yang sangat vulgar. (hid/arrahmah.com)

AS Gunakan Senjata Kimia Beracun



KABUL (Arrahmah.com) - Baru-baru ini, Imarah Islam Afghanistan (IIA) melalui jurubicaranya (Qari Yousuf Ahmadi) mengeluarkan statemen mengenai adanya penggunaan senjata kimia beracun oleh pasukan penjajah Amerika Serikat yang bercokol di Afghanistan.
Salah satu bukti mengenai penggunaan senjata kimia beracun ini adalah beberapa tahun silam tentara salibis menjatuhkan bom jenis Thermoric Boms-Bunker Buster Bomb yang sangat berbahaya bagi para penduduk sipil yang tak berdosa yang menyebabkan di berbagai wilayah di Afghanistan, anak-anak di sana terlahir dalam kondisi tidak normal atau adanya perubahan pada bagian tubuh tertentu hingga menderita berbagai jenis penyakit berbahaya.
Untuk memperjelas masalah ini, IIA memperkuat dengan bukti-bukti lainnya sebagai berikut :
1. Seorang Pengamat Afghan, DR. Muhammad Daud Mireki melakukan penyelidikan di berbagai Wilayah di Selatan dan ditemukannya banyak bukti-bukti yang menguatkan permasalahan ini.
2. Relawan medis yang dikirim oleh Pusat Kesehatan Bidang Uranium Kanada ke Wilayah Selatan Afghanistan pada tahun 2002 menemukan bukti bahwa kandungan Uranium Isotopes yang ada pada air seni para penduduk di wilayah ini naik mencapai 300-2000 Nanogram, padahal batas maksimum Kandungan tersebut pada kondisi normal hanya 10 Nanogram saja.
3. Stasiun Televisi Al-Alam mempublikasikan di Internet (http://www.alalam.ir/node/307570) laporan nyata mengenai gambar anak-anak yang dilahirkan Cacat akibat Pengaruh dari Senjata beracun yang tersebar di pelosok negeri.
4. Beberapa waktu yang lalu, Seorang Staf Departemen Kesehatan Pemerintahan Kabul berkata kepada Media bahwa ia mendapatkan Referensi dan Saksi mata akan Penggunaan Bom yang dicampur dengan Uranium dan Fosfor oleh Pasukan Amerika pada Tahun 2001 di Wilayah Tora Bora , Sebelah Timur Afghanistan dimana tampak sisa-sisa dari Gas Beracun, Orang Cacat dan Berkembangnya Penyakit Kronis yang menyerang Setiap Kelahiran Baru, serta lemahnya Mental anak-anak tersebut dibandingkan dengan yang lainnya.
Sebagai tambahan, bahwa sekarang berkembang juga Penyakit Leukimia (Peningkatan Sel Darah Putih) di Wilayah ini juga yang mengakibatkan melemahnya Fungsi reproduksi Kaum Pria dan timbulnya banyak Kematian tanpa tampak adanya Luka ataupun Penyakit.
Oleh karena itu, para pemimpin AS baik sipil maupun militer layak dituduh melakukan tindak kejahatan terhadap manusia sebagaimana telah dibuktikan oleh sumber-sumber di atas. Yang melakukan semua ini adalah AS dan sekutunya padahal mereka sendiri ikut tergabung dalam Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) di bawah naungan PBB yang membawahi banyak organisasi HAM di seluruh dunia, namun ternyata mereka sendiri yang melanggarnya.
IIA juga menyerukan kepada organisasi, yayasan, lembaga HAM serta pihak independen untuk mengedepankan tanggung jawab profesionalisme dalam melakukan upaya pencegahan dan menuntut pihak-pihak yang terlibat dalam kejahatan terhadap manusia tersebut serta berupaya keras untuk bisa menyadarkan publik dan mengungkapkan insiden lain yang lebih dari ini. (haninmazaya/arrahmah.com)

Source: http://arrahmah.com/index.php/news/read/10219/iia-as-gunakan-senjata-kimia-beracun

Pasukan salibis AS di Afghanistan mengalami bencana cidera lebih banyak

Seorang dokter militer yang menyebut "sulit dipercaya" menunjukkan tentara AS di Afghanistan menderita cedera yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang tahun lalu, termasuk tiga kali lipat amputasi lebih dari satu tangan.
Sebuah penelitian oleh dokter tersebut di Pusat Medis Regional Landstuhl di Jerman di mana sebagian besar tentara yang mengalami luka dikirim ke sana sebelum kembali ke Amerika Serikat, membenarkan ketakutan mereka : medan pertempuran telah menjadi semakin brutal.
Di tahun 2009, 75 anggota yang di bawa ke Landstuhl harus di amputasi kaki mereka, dan 21 dari mereka telah kehilangan lebih dari satu kaki atau tangan.
Namun pada tahun 2010, 171, 11 persen dari semua korban yang dibawa ke Landstuhl telah mengalami amputasi, porsi yang lebih tinggi dari perang di masa lalu.  Dari 171, 65 di antaranya kehilangan lebih dari satu tangan atau kaki mereka.
Luka pada daerah genital juga meningkat.  Pada tahun 2009, 52 korban dibawa ke Landstuhl dengan luka di bagian kelamin atau saluran kemih mereka.  Dan pada tahun 2010 jumlahnya menjadi 142.
Dr. John Holcomb, seorang kolonel pensiunan Angkatan Darat dengan pengalaman tempur, mengatakan ia dan dokter lain yang terlibat dalam penelitian ini dikejutkan dengan temuan yang ia sebut "sulit dipercaya".
"Semua orang terkejut dengan frekuensi cedera ini, amputasi ganda, luka pada penis dan testis," ujar Holcomb, yang kini menjadi profesor medis di Universitas Texas.  "Tidak ada yang seperti ini terjadi sebelumnya."
Militer mengatakan meningkatnya korban cedera dapat dikaitkan dengan penggunaan IED oleh Mujahidin Afghanistan, bom tepi jalan yang menjelaskan kematian sebagian besar tentara As dan NATO juga korban luka.  Tahun lalu juga merupakan tahun mematikan bagi pasukan AS di Afghanistan.
Pasukan semakin rentan terhadap cedera dari bom musuh saat mereka berpatroli di kaki gunung untuk memenangkan dukungan dari penduduk desa Afghan, strategi kunci dalam kampanye salibis AS melawan Mujahidin.
Sebuah Humvee lapis baja memberikan perlindungan dari ledakan.  Namun ketika seorang tentara mendapat serangan bom ranjau, terdapat sedikit perlindungan dari pecahan peluru atau udara yang super panas.  Juga batu, kotoran dan puing-puing lainnya yang tertanam dalam luka akibat ledakan dapat menyebabkan infeksi langsung dan menghancurkan.
Rumah sakit di Landstuhl adalah yang tersibuk sejak pertempuran di kota Falluja Irak pada 2004, ujar pejabat militer AS.  Baik jumlah dan tingkat keparahan telah meningkat, ujar Letkol. Raymond Fang, seorang ahli bedah dan direktur medis trauma di Landstuhl.
Rata-rata pasien tinggal tiga hari di Landstuhl sebelum diterbangkan ke AS untuk perawatan lebih lanjut.
Di Afghanistan beberapa pejabat percaya bahwa "militan" telah meningkatkan baik kekuatan ledakan maupun kemampuan mereka untuk menempatkannya untuk pembantaian maksimum.
Beberapa ledakan ditempatkan pada pagar dan lokasi atas tanah lainnya sehingga serangan ledakan langsung di kaki tentara atau medis corpsman yang mendampingi pasukan tempur.
"Ini senjata teror yang dirancang untuk menimbulkan luka-luka yang menyedihkan," ujar Mayjend. Richard Mills, mantan marinir di Afghanistan.
Kamp Pendleton Batalion 3 telah sangat terpukul dengan tewasnya 24 marinir dan lebih dari 175 terluka saat dikerahkan di ditrik Sangin, provinsi Helmand.
Lebih dari selusin marinir telah kehilangan dua atau lebih anggota badan.  Salah satunya adalah Letnan James Byler (25) dari Long Island, New York yang memimpin patroli di awal Oktober ketika ledakan bom ranjay memutuskan kakinya.
Byler berpatroli berjalan kaki saat itu, berhati-hato dalam gaya yang disebut "ranger style" dengan setiap orang mengikuti jejak dari orang di depannya.
"Semua telah pergi dari tempat itu kini," ujar Byler yang kini memulihkan diri di Amerika Serikat.  "Aku tengah melangkah di atasnya saat bom meledak."
"Itu bukan ledakan besar, namun cukup untuk memutuskan kakiku."

sumber : arrahmah.com

Keji, AS sebarkan bom uranium di Libya



 
TRIPOLI (Arrahmah.com) - Stop Perang Koalisi mengatakan bom dan rudal yang dilepaskan dari pesawat tempur tentara salibis AS dan NATO di beberapa kota di Libya berisi uranium (DU).
Laporan yang baru dipublikasikan di situs koalisi mengatakan bahwa 24 jam pertama perang Libya, puluhan bom dan rudal jelajah yang dilepaskan AS, Inggris dan Perancis, semuanya dengan hulu ledak DU.
Pesawat US B-2 menjatuhkan empat puluh lima bom dengan berat 2.000 pon ke kota kunci Libya.
Amunisi DU merupakan senjata kontroversial karena mereka berakibat kesehatan jangka panjang, seperti kerusakan ginjal, kanker, gangguan kulit dan cacat genetik.

"DU cocok dengan deskripsi bom kotor dalam segala hal...saya akan mengatakan bahwa itu adalah senjata sempurna untuk membunuh orang sebanyak mungkin," ujar Marion Falk, fisikawan kimia di Laboratorium California.

Laporan ini muncul saat tentara Barat mengklaim operasi di Libya bertujuan untuk melindungi sipil.

Sebagaimana diketahui dunia "Lagu lama AS dalam demokrasi (baca=penjajahan)" perkataan ''tidak tahu & minta maaf" menjadi senjata peredam kekejamannya. 
Direktur militer gabungan AS, Bill Gortney mengatakan kepada wartawan pada briefing Pentagon bahwa ia tidak mengetahui adanya penggunaan munisi Uranium di Libya.

Pemerintah Libya mengatakan sedikitnya 114 orang telah tewas dalam 4 hari pertama serangan tentara koalisi di Libya.

"Kami kehilangan banyak nyawa, militer dan sipil," ujar juru bicara pemerintah Libya, Mussa Ibrahim di Tripoli. (haninmazaya/arrahmah.com)

Source: http://arrahmah.com/read/2011/03/28/11619-keji-as-sebarkan-bom-uranium-di-libya.html#ixzz1HxsJVDZm

Militer AS Bantah Tembaki Warga Libya Saat Penyelamatan Awak F-15

Militer AS Bantah Tembaki Warga Libya Saat Penyelamatan Awak F-15
Reuters :
Tripoli - Militer Amerika Serikat membantah pemberitaan yang menyebutkan pasukan AS menembaki hingga melukai beberapa warga sipil saat operasi penyelamatan dua awak pesawat tempur AS yang jatuh di dekat Kota Benghazi, Libya.

Sebelumnya Channel 4 memberitakan, pasukan AS menembaki warga setempat hingga melukai enam orang saat akan menyelamatkan dua kru jet tempur F-15E Eagle yang jatuh pada Senin, 21 Maret malam waktu setempat.

Operasi penyelamatan itu dilakukan oleh marinir-marinir AS yang menaiki pesawat Osprey yang diterbangkan dari kapal induk USS Kearsarge, yang ditempatkan di lepas pantai Libya.

"Tak ada tembakan yang dilepaskan," ujar Kapten Richard Ulsh dari Marinir AS seperti dilansir harian Inggris, Telegraph, Rabu (23/3/2011).

"Osprey tidak dipersenjatai dan marinir-marinir baru akan turun dari pesawat," ujarnya. Dikatakannya, mereka terus memonitor apa yang terjadi saat itu.

"Dan penembakan tak pernah dilaporkan. Seandainya itu dilaporkan, kami pasti sudah mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan reaksi cepat, dan itu tak pernah terjadi," tandas Ulsh.

Sebelumnya seorang anggota kelompok pemberontak Libya di lokasi kecelakaan itu, Omar Sayid mengatakan kepada Channel 4 News, "Kami terganggu dengan penembakan itu, karena jika mereka akan memberi kita kesempatan kita akan menyerahkan kedua pilot itu kepada mereka (AS). Tembakan itu membuat panik," ujarnya.

dikutip dari detikNews

Menlu: Masalah Libya Tidak Bisa Diselesaikan dengan Kekerasan



Menlu: Masalah Libya Tidak Bisa Diselesaikan dengan Kekerasan


Indonesia tidak sepakat jika masalah Libya diselesaikan dengan cara kekerasan dan sudah menyampaikan pandangan-pandangannya kepada semua pihak yang terkait. Hal itu disampaikan melalui komunikasi dari Presiden kepada pihak-pihak terkait seperti Sekjen PBB dan lainnya.

Menurut Menlu Marty Natalegawa, soal Libya, Indonesia sejak awal mempertahankan dua hal. Pertama, warga sipil agar diberikan perlindungan. Kedua, penyelesaian masalah melalui jalur perundingan dan dialog serta tidak melalui kekerasan.

"Pesan-pesan seperti ini sudah disampaikan oleh pemerintah Indonesia ke berbagai pihak," ujar Marty di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (22/3/2011).

Dalam hal ini, Indonesia tidak mengecam apa yang telah dilakukan pasukan sekutu. Menurut Indonesia, perlindungan warga sipil, mutlak dilakukan. Karena itu, masyarakat internasional diminta mengambil langkah-langkah yang sesuai hukum internasional dan sesuai Piagam PBB.

"Tapi semuanya itu hendaknya dilakukan dengan cara tetap memungkinkan adanya dialog, memungkinkan penyelesaian secara politik," imbuh dia.

Pada intinya, pemerintah Indonesia sangat prihatin melihat penggunaan kekerasan yang justru semakin mencuat. Kekerasan ini dilakukan pemerintah Libya terhadap warga negaranya sendiri. Langkah semacam itu harus segera dihentikan. Marty menegaskan, Indonesia menginginkan masyarakat internasional bertindak secara konkret sesuai dengan hukum internasional dan Piagam PBB.

"Langkah internasional ini harus terukur, jangan sampai langkahnya ini menimbulkan...(omongan tak selesai-red). Nah, ini yang hingga saat ini apakah sudah benar-benar terukur atau justru menimbulkan masalah baru," tutur Marty.

Banyak korban warga sipil, anak-anak dan wanita? "Itu justru kita berpandangan bahwa akhirnya masalah tidak bisa diselesaikan melalui kekerasan," ucap Marty.

dikutip dari detik.com

RI Harus Tegaskan Libya Tidak Jadi Irak Kedua

RI Harus Tegaskan Libya Tidak Jadi Irak Kedua

"Kita jaga Libya tidak menjadi Irak ke-2, Pemerintah RI harus tegaskan sikap ini. Operasi militer tidak berkepanjangan dan jangan sampai kepentingan militer Barat mengatur kehidupan masyarakat Libya nantinya," ujar Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2011).

Merujuk pada aksi-aksi militer sekutu sebelumnya, politisi PKS ini menduga ada kepentingan tertentu yang menjadi latar belakangnya. Terlebih alam Libya terhitung berlimpah dengan sumber daya minyak dan gas alam.

"Tidak ada operasi militer yang gratis. Kita harus cermati juga dukungan Liga Arab terhadap operasi militer ini," kata dia.

Lebih lanjut Mahfudz mengatakan, harus ada desakan keras dari komunitas internasional bahwa serangan yang dimotori AS, Perancis dan Inggris hanya untuk melumpuhkan militer Libya. Bukan untuk pendudukan dan mengatur kehidupan rakyat Libya di masa mendatang.

"Setelah militer Khadafi lumpuh, sekutu harus meninggalkan Libya dan biarkan masyarakat Libya menentukan masa depannya sendiri," tegas dia.

dikutip dari detik.com